Tidur Siang lindungi Jantung
Menurut penulis buku best seller “The Miracle of Enzyme” Hiromi Shina, MD, Guru besar kedokteran Albert Einstein College of Medicine, Amerika Serikat, tidur 30 menit setelah selesai makan siang itu baik untuk kesehatan.Banyak yang beranggapan bahwa tidur siang itu menandakan pemalas, sepertinya anggapan tersebut perlu dikoreksi.
Dibandingkan 50 tahun yang lalu, durasi tidur masa kini rata-rata 2 jam lebih pendek per malam, karena disebabkan oleh kesibukan kerja atau teknologi, bisa karna nonton tv, main game, atau asyik chatting di facebook, twitter, dll. Kurang tidur bisa mengganggu kesehatan jangka panjang. Misalnya gangguan pada jantung dan pembuluh darah seperti hipertensi.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Brindle dan Conklin dari Allegheny College di Pensilvania, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa tidur siang minimal 45 menit memulihkan kardiovaskular.
Brindle dan Conklin membagi 85 mahasiswa menjadi 2 kelompok, Satu kelompok diberi waktu tidur siang selama 60 menit dan yang kelopok satunya tidak. Mereka diberi kuisioner mengenai kualitas tidur dan menjalani reaktivitas kardiovaskular, serta diukur tekanan darah dan denyut jantungnya.
Hasilnya ditemukan bahwa kelompok yang diberi waktu tidur siang selama 60 menit memiliki skor nilai mengantuk yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi waktu tidur siang. Tekanan darah dan denyut jantung pada kedua kelompok tinggi saat baseline dan saat stres. Namun pada fase pemulihan , mereka yang tidur siang memiliki tekanan darah lebih rendah. Terlihat tidur selama45-60 menit memulihkan tekanan darah setelah stres. Perlu riset lebih lanjut untuk menyelidiki mekanisme antara tidur siang dengan kesehatan kardiovaskular, lebih khusus untuk mereka yang beresiko dengan penyakit tersebut.
Bagi buruh atau karyawan mungkin sulit untuk tidur siang, hal ini bisa disiasati dengan membawa bekal sehingga tidak perlu keluar pabrik atau kantor saat istirahat makan siang. Sisa waktu istirahat bisa dimanfaatkan untuk tidur.
EmoticonEmoticon